Tulisan

Senin, 05 Oktober 2015

Kecewa


Temanku bilang “kita kecewa karena harapan yang terlalu tinggi”. Dan banyak quotes sekarang yang mengatakan “Sebenarnya kamu tidak kecewa dengan orang lain, kamu hanya kecewa dengan harapan yang kamu bangun sendiri tentang sesuatu”. Pada intinya, kita kecewa karena harapan, bahkan yang lebih parah adalah harapan sendiri. Diri sendiri.
Lalu pertanyaannya, apakah kita salah berharap? Menurutku tidak ada yang salah dengan harapan. Bukankah harapan adalah doa?
Bukan tentang harapannya yang salah tapi dimana kita meletakkan harapan itu. Saat bertemu orang lain atau menemukan suatu barang atau berada dalam situasi tertentu biasanya kita memiliki ekpektasi terhadapnya dan menimbulkan harapan. Tapi ternyata ekspektasi kita salah sehingga harapan itu tidak terwujud. Saat itu terjadi,, dimana kita meletakkan harapan sebelumnya? Kita meletakannya pada orang lain, pada barang, pada situasi yang kita hadapi saat itu. Wajar kalau kita sering merasa kecewa.
Saat orang lain tidak memenuhi harapan kita, apa yang bisa mereka lakukan? Hanya berkata “maaf” dan janji “besok ga akan kaya gitu lagi deh”. Saat sebuah barang juga tidak bisa berguna sesuai dengan harapan kita, apa yang bisa mereka lakukan? Hanya diam. Tentu. Mereka tidak bisa berbicara, sayang. Mereka hanya sebuah barang, benda mati. Dan terakhir, jika kita dalam situasi tertentu dan ternyata di sana juga tidak memberikan hasil sesuai harapan, apa yang terjadi? Penyesalan. Semua itu menimbulkan satu kata, K-E-C-E-W-A.
Lalu dimana kita harus meletakkan harapan itu? Yap, benar. Kita letakkan harapan di dalam hati dengan ditemani doa dan titipkan pada Tuhan.

Dan ternyataaaa…. Jika yang kita dapatkan memenuhi harapan, maka itulah bukti kekuasaan dan kasih sayang Tuhan kepada kita. Tapi, jika yang kita dapatkan tidak memenuhi harapan, yakinlah bahwa Tuhan tau harapan itu tidak baik untuk kita. Tunggulah sebentar. Sabar. Tuhan akan memberikan yang lebih baik dari harapan itu. Percayalah. Yaa meskipun memang tidak sesegara mungkin. Lalu kita juga kecewa? Yasudah tidak apa-apa. Tapi ingat, Dia memiliki obat penyembuh luka untuk kekecewaan kita, sayang. Sedangkan meraka (orang lain, barang, dan situasi dimana kita berada) tidak memiliki obatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar