Tulisan

Senin, 05 Oktober 2015

Jodoh Adalah Cermin

Dalam perkara mencari pasangan hidup. Kita seringkali memiliki kriteria tertentu dari A sampai Z. Tapi pernahkah kita melihat ke dalam apakah kita juga sudah memenuhi criteria A sampai Z tersebut? Semua orang yang hidup disekitar kita adalah cermin. Sahabat, teman-teman, kekasih, bahkan pasangan hidup. Kau tahu sifat cermin bukan? Mereka selalu menampakkan hal yang sama.
Saya menyadari hal ini saat kawan saya mengatakan “dimana ya dapat jodoh yang bisa diajak seru-seruan bareng, menerima gue apa adanya, soleh”. Selintas saya langsung teringat cermin.
Tidak memungkiri setiap orang berharap mendapat jodoh yang tampan atau cantik tapi apakah selama ini kita juga telah berusaha merias diri? Bukankah mereka juga sama seperti kita yang ingin mendapat pasangan tampan atau cantik.
Kita selalu berharap memiliki pasangan yang bisa memahami dan peka tapi apakah selama ini kita telah belajar untuk peka dan memahami orang lain? Jangan hanya menuntut sebelah pihak. Karena mereka juga membutuhkan kepekaan dan dipahami oleh kita.
Kita selalu berharap memiliki pasangan yang mau menerima kita apa adanya tapi apakah selama ini kita juga telah belajar untuk bisa menerima kekurangan orang lain? Atau malah selalu cepat memberi penilaian buruk dan membenci orang lain atas kesalahannya atau ketidaksempurnaannya?
Pikirkan sejenak.
Laki-laki dan perempuan memang memiliki karakter yang berbeda namun pada dasarnya sebagai manusia kita memiliki ekpektasi dan kebutuhan yang sama. Saat kita menginginkan pasangan tampil cantik atau tampan sesungguhnya mereka juga menginginkan kita bisa tampil cantik dan tampan. Saat kita membutuhkan pasangan yang memahami kita sesungguhnya mereka pun juga pasti berharap kita bisa memahami mereka. Saat kita membutuhkan pasangan yang mau menerima kita apa adanya maka percayalah sesungguhnya mereka pun juga ingin kita menerima mereka apa adanya.
Jadi ini bukan hanya tentang “aku” atau “kamu” saja tapi tentang “kita”.
Bukankah sudah ada dalilnya bahwa “wanita yang baik untuk laki-laki baik dan sebaliknya?” atau saya pernah dengar “bisa saja wanita yang baik dengan laki-laki yang tidak baik atau sebaliknya tapi manakah yang lebih kuat yang akan menentukan, sama-sama mnejadi baik atau sama-sama menjadi tidak baik”. Dua hal itu menggambarkan arti sebuah cermin, akan menampakkan hal yang sama dengan diri kita saat bercermin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar