Tulisan

Senin, 05 Oktober 2015

Kehormatan Seorang Wanita



Beberapa hari dalam bulan September 2015 saya bersama rekan-rekan profesi gizi sedang bertugas mengambil data rumah tangga di beberapa wilayah jakarta.
Tugas kami adalah meminta jawaban dari pertanyaan yang kami ajukan menggunakan kuesioner. Sebelum kami mulai turun lapangan, saya mencoba memahami kembali isi kuesioner tersebut. Tertulis dengan huruf besar di setiap bagian kelompok pertanyaan sebagai target dalam pengambilan sampel yaitu BALITA, REMAJA PUTRI, IBU HAMIL, dan IBU NIFAS. Saya ulangi tulisan kapital tersebut beberapa kali, dan saya baru menyadari “3 dari 4 target sampel adalah wanita”. Begitu pedulinya negara ini dengan wanita. Menunjukkan begitu pentingnya kondisi wanita dalam sebuah siklus kehidupan.
Dalam catatan ini saya bukan mau membahas soal wanita dan gizi atau kesehatan wanita atau bahkan wanita dan perubahan bangsa. Bukan. Saya tidak akan membahas sampai sejauh itu.
Dalam catatan ini saya tidak berniat menggurui, sok baik, sok bijak, sok dewasa, atau apalah apalah namanya itu. Sungguh, saya hanya ingin berbagi sedikit kisah, hasil diskusi, pemikiran, dan kesadaran yang cukup meremukkan hati saya sebagai seorang wanita. Ini tentang kehormatan. Ini tentang kepedulian. Ini tentang penghargaan. Kehormatan, kepedulian, dan penghargaan terhadap wanita. Khususnya wanita-wanita muda yang masih menata kehidupan. Wanita-wanita muda yang berniat memperbaiki diri. Wanita-wanita muda yang masih seusia saya, dibawah usia saya, atau beberapa tahun diatas usia saya yang belum menikah.
Mohon sebentar saja baca ini. Mungkin bagi Anda apa yang saya tulis dalam catatan ini tidak penting, tapi ini bisa menjadi penting sebagai pengingat bagi wanita-wanita disekitar Anda yang jiwanya masih tumbuh dengan lembutnya kebaikan agar mereka tetap berada dalam kehidupan sebaik hatinya.

FENOMENA KEHORMATAN WANITA
Dari sederet rumah yang kami datangi, ada sederet kisah yang kami dapati, cukup meremukkan hati. Sangat miris ketika saya mendengar pernyataan tentang seorang wanita sebagai young single parent karena “hamil di luar nikah” atau “status pernikahan sirih” atau ada pula yang tidak mau menjelaskannya. Namun bagian dari anggota keluarga mereka menganggap hal itu seperti hal yang amat biasa di era kehidupan modern ini. Padahal “si korban” mengalami keterpurukan psikis yang cukup memilkukan menurut saya. Terjadi perubahan emosi yang berefek pada tingkah laku mereka.
Sejenak timbul pertanyaan dalam benak saya, “Yaa Tuhan, manusia mana yang bisa melindungi kehormatan dan menghargai wanita? Sudah berkurang kah manusia yang menyadari dan menganggap hal itu penting? Bahkan orang terdekat pun bisa menganggap hilangnya kehormatan wanita itu menjadi hal biasa. Atau bahkan dirinya seorang wanita itu sendiri yang menganggapnya biasa?” Faktanya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 62,7% remaja tidak perawan (sumber: tribunnews.com).
SPEECH…..LESS!!!!!
Apakah nilai dan aturan agama sudah menjadi tidak penting?
Apakah khidupan yang “modern” ini sudah menutup mata dan hati manusia?
Kalau begitu, apa yang membedakan manusia dan hewan?

Saya benar-benar baru tau dan menyadari, dari sederet pengalaman banyak orang yang saya lihat, kasus tersebut secara tidak sadar mampu mengobrak-abrik psikis mereka (kedua pihak) yang melakukan terutama wanita. Dan itu berdampak buruk bagi aspek kehidupannya, apalagi mengingat wanita menjadi bagian penting dalam perkembangan calon-calon anak bangsa.

Please, saya mohon dengan sangat.
Siapa pun Anda yang memiliki wanita sebagai keluarga, sahabat, teman, atau kekasih, bantulah kami menjaga kehormatan. Jadilah pagar untuk kami. Jadilah alarm bagi kami. Jadilah penunjuk jalan kami ke arah kebaikan, Jadilah tongkat kami untuk tetap bisa berdiri tegak dalam keistiqomahan memperbaiki dan memantaskan diri.
Teruntuk laki-laki yang saat ini sedang berkekasih dengan seorang wanita. Bagi Anda yang memang sungguh-sungguh mau menjadikan wanita yang Anda miliki saat ini sebagai ibu dari anak-anak Anda kelak, jaga dan rawtlah dia saat ini dengan segala cara di jalan kebaikan. Bantulah dia menjaga kehormatannya, bantulah dia memperbaiki dirinya, bantulah dia memantaskan pribadinya. Bukankah Anda mendambakan wanita baik dan terhormat sebagai ibu dari anak-anak Anda kelak? Jangan sampai malah Anda sendiri yang merendahkan kehormatannya.

WANITA IBARAT KELAS SEBUAH MOBIL
Menjaga dan merawat seorang wanita muda yang masih tumbuh dalam kepolosan, kebaikan, dan kelembutan hatinya sama seperti merawat sebuah mobil mewah yang berkelas.
Kemarin sore dalam kemacetan jakarta di depan motor yang Saya kendarai berjejer mobil dengan berbagai merk, jenis dan model. Ada salah satu model mobil dengan merk dan jenis kelas atas diantara mereka dan saya sangat berhati-hati sekali untuk melewatinya dalam ruang jalan yang sempit disampingnya. Khawatir menggores badan mobil itu. Karena kau tau apa yang terjadi kalau Saya menyerempetnya? Bisa habis saya dimaki-maki oleh pemilik mobil itu. Entah mengapa seketika itu yang terlintas dalam pikiran saya “kedudukan mobil mewah berkelas itu bagi pemiliknya sama seperti kedudukan wanita”. Jika keluarga, sahabat, teman, dan kekasih dari seorang wanita yang sangat menghargai dan memposisikannya sebagai makhluk Tuhan yang dimuliakan dan berkelas maka seharusnya mereka akan dengan senang hati menjaga dan merawat sang wanita dengan penuh penghormatan.

KU MOHON DENGARKAN INI SEJENAK
Teruntuk wanita muda yang single atau berkekasih dan sedang memperbaiki serta memantaskan diri. Saya pun sama seperti Anda. Belum memiliki banyak pengalaman pribadi, tapi baru saja saya bertemu dan berdiskusi dengan sahabat perempuan saya yang lebih dulu memiliki pengalaman dan ilmu soal kehormatan wanita. Ini pesan beliau yang begitu indah, “siapa lagi yang memahami kita kalau bukan diri kita? Siapa lagi yang benar-benar melindungi kita kalau bukan diri kita? Siapa lagi yang bisa menjaga kehormatan kita kalau bukan diri kita? Sedekat-dekatnya kerabat atau seseorang dengan kita, hanya kita yang tau bagaimana caranya dan mampu menjaga diri sendiri. Ujian yang akan kita lewati sangat besar. Terutama sebagai manusia yang memang secara alamiah membawa nafsu sejak lahir. Tapi diri kita begitu berharga. Ingat betapa besar perlindungan Tuhan untuk kita selama ini. Ingat seberapa besar juga perjuangan ayah dan ibu menjaga kita. Ingat impian kita yang masih harus diwujudkan. Jangan sampai ada orang lain yang belum terikat secara sah dengan kita menghancurkan harga diri dan kehormatan kita.”
BOOOOOOOM!!!!!!
Percaya atau tidak, saat mendengar itu, seketika itu hati saya langsung meledak dan pecah. Saya langsung jatuh ke dalam pelukkannya, air mata meluap dan membanjir, saya tidak mampu berkata apa pun dan hanya mengangguk-angguk dalam tangannya yang merangkul saya begitu erat.
Bukan apa-apa, saat itu Saya mulai merasa khawatir. Menjadi anak muda khususnya sebagai wanita ternyata tidak mudah. Di depan sana banyak ranjau yang akan ditemui dan harus memiliki kekuatan berdiri dalam jalur kebenaran dan kebaikan. Pertanyaan besarnya, APAKAH SAYA MAMPU?
Cukup lama Saya menjawab pertanyaan itu mengingat sebagai manusia biasa yang entah kapan dan bagaimana bentuk khilafannya. Saya tidak mau berkata mampu tapi the real-nya saya kalah, tetapi saya juga tidak mau mengatakan tidak mampu dan menyerah begitu saja.
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya Saya memilih memutuskan suatu hal, MEWAJIBKAN diri Saya mampu istiqomah. Saat itu lah saya membuat dan mencari alarm untuk saya bawa kemana pun, dimana pun, kapan pu, dan saat bersama siapa pun.

Wanita muda terkasih, jika saat ini ada diantara kita yang sedang tumbuh bersama keluarga, sahabat, teman-teman, dan kekasih. Perhatikanlah, seperti apa mereka memperlakukan dan menjaga kita maka akan terlihat sebesar apa penghormatan mereka terhadap kita. Jika memang benar mereka menjaga dan menghormati kita, jangan biarkan mereka pergi karena mereka bisa membantu kita menjadi alarm untuk tetap istiqomah. Jika kenyataannya mereka tidak menjaga dan menghormati kita, maka itu keputusan Anda dan mungkin kita akan berbeda mengambil keputusan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar