Beberapa hari dalam bulan September
2015 saya bersama rekan-rekan profesi gizi sedang bertugas mengambil data rumah
tangga di beberapa wilayah jakarta.
Tugas kami adalah meminta jawaban dari
pertanyaan yang kami ajukan menggunakan kuesioner. Sebelum kami mulai turun lapangan,
saya mencoba memahami kembali isi kuesioner tersebut. Tertulis dengan huruf
besar di setiap bagian kelompok pertanyaan sebagai target dalam pengambilan
sampel yaitu BALITA, REMAJA PUTRI, IBU HAMIL, dan IBU NIFAS. Saya ulangi
tulisan kapital tersebut beberapa kali, dan saya baru menyadari “3 dari 4
target sampel adalah wanita”. Begitu pedulinya negara ini dengan wanita.
Menunjukkan begitu pentingnya kondisi wanita dalam sebuah siklus kehidupan.
Dalam catatan ini saya bukan mau
membahas soal wanita dan gizi atau kesehatan wanita atau bahkan wanita dan
perubahan bangsa. Bukan. Saya tidak akan membahas sampai sejauh itu.
Dalam catatan ini saya tidak berniat
menggurui, sok baik, sok bijak, sok dewasa, atau apalah apalah namanya itu.
Sungguh, saya hanya ingin berbagi sedikit kisah, hasil diskusi, pemikiran, dan
kesadaran yang cukup meremukkan hati saya sebagai seorang wanita. Ini tentang
kehormatan. Ini tentang kepedulian. Ini tentang penghargaan. Kehormatan,
kepedulian, dan penghargaan terhadap wanita. Khususnya wanita-wanita muda yang
masih menata kehidupan. Wanita-wanita muda yang berniat memperbaiki diri. Wanita-wanita
muda yang masih seusia saya, dibawah usia saya, atau beberapa tahun diatas usia
saya yang belum menikah.
Mohon sebentar saja baca ini. Mungkin
bagi Anda apa yang saya tulis dalam catatan ini tidak penting, tapi ini bisa
menjadi penting sebagai pengingat bagi wanita-wanita disekitar Anda yang
jiwanya masih tumbuh dengan lembutnya kebaikan agar mereka tetap berada dalam
kehidupan sebaik hatinya.
FENOMENA
KEHORMATAN WANITA
Dari sederet rumah yang kami datangi,
ada sederet kisah yang kami dapati, cukup meremukkan hati. Sangat miris ketika
saya mendengar pernyataan tentang seorang wanita sebagai young single parent karena “hamil di luar nikah” atau “status
pernikahan sirih” atau ada pula yang tidak mau menjelaskannya. Namun bagian
dari anggota keluarga mereka menganggap hal itu seperti hal yang amat biasa di
era kehidupan modern ini. Padahal “si korban” mengalami keterpurukan psikis
yang cukup memilkukan menurut saya. Terjadi perubahan emosi yang berefek pada
tingkah laku mereka.
Sejenak timbul pertanyaan dalam benak
saya, “Yaa Tuhan, manusia mana yang bisa melindungi kehormatan dan menghargai wanita?
Sudah berkurang kah manusia yang menyadari dan menganggap hal itu penting? Bahkan
orang terdekat pun bisa menganggap hilangnya kehormatan wanita itu menjadi hal
biasa. Atau bahkan dirinya seorang wanita itu sendiri yang menganggapnya
biasa?” Faktanya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 62,7%
remaja tidak perawan (sumber: tribunnews.com).
SPEECH…..LESS!!!!!
Apakah nilai dan aturan agama sudah
menjadi tidak penting?
Apakah khidupan yang “modern” ini
sudah menutup mata dan hati manusia?
Kalau begitu, apa yang membedakan
manusia dan hewan?
Saya benar-benar baru tau dan
menyadari, dari sederet pengalaman banyak orang yang saya lihat, kasus tersebut
secara tidak sadar mampu mengobrak-abrik psikis mereka (kedua pihak) yang
melakukan terutama wanita. Dan itu berdampak buruk bagi aspek kehidupannya,
apalagi mengingat wanita menjadi bagian penting dalam perkembangan calon-calon
anak bangsa.
Please, saya mohon dengan sangat.
Siapa pun Anda yang memiliki wanita
sebagai keluarga, sahabat, teman, atau kekasih, bantulah kami menjaga
kehormatan. Jadilah pagar untuk kami. Jadilah alarm bagi kami. Jadilah penunjuk
jalan kami ke arah kebaikan, Jadilah tongkat kami untuk tetap bisa berdiri
tegak dalam keistiqomahan memperbaiki dan memantaskan diri.
Teruntuk laki-laki yang saat ini
sedang berkekasih dengan seorang wanita. Bagi Anda yang memang sungguh-sungguh
mau menjadikan wanita yang Anda miliki saat ini sebagai ibu dari anak-anak Anda
kelak, jaga dan rawtlah dia saat ini dengan segala cara di jalan kebaikan. Bantulah
dia menjaga kehormatannya, bantulah dia memperbaiki dirinya, bantulah dia
memantaskan pribadinya. Bukankah Anda mendambakan wanita baik dan terhormat
sebagai ibu dari anak-anak Anda kelak? Jangan sampai malah Anda sendiri yang
merendahkan kehormatannya.
WANITA
IBARAT KELAS SEBUAH MOBIL
Menjaga dan merawat seorang wanita
muda yang masih tumbuh dalam kepolosan, kebaikan, dan kelembutan hatinya sama
seperti merawat sebuah mobil mewah yang berkelas.
Kemarin sore dalam kemacetan jakarta
di depan motor yang Saya kendarai berjejer mobil dengan berbagai merk, jenis
dan model. Ada salah satu model mobil dengan merk dan jenis kelas atas diantara
mereka dan saya sangat berhati-hati sekali untuk melewatinya dalam ruang jalan
yang sempit disampingnya. Khawatir menggores badan mobil itu. Karena kau tau
apa yang terjadi kalau Saya menyerempetnya? Bisa habis saya dimaki-maki oleh
pemilik mobil itu. Entah mengapa seketika itu yang terlintas dalam pikiran saya
“kedudukan mobil mewah berkelas itu bagi pemiliknya sama seperti kedudukan
wanita”. Jika keluarga, sahabat, teman, dan kekasih dari seorang wanita yang
sangat menghargai dan memposisikannya sebagai makhluk Tuhan yang dimuliakan dan
berkelas maka seharusnya mereka akan dengan senang hati menjaga dan merawat
sang wanita dengan penuh penghormatan.
KU
MOHON DENGARKAN INI SEJENAK
Teruntuk wanita muda yang single atau
berkekasih dan sedang memperbaiki serta memantaskan diri. Saya pun sama seperti
Anda. Belum memiliki banyak pengalaman pribadi, tapi baru saja saya bertemu dan
berdiskusi dengan sahabat perempuan saya yang lebih dulu memiliki pengalaman
dan ilmu soal kehormatan wanita. Ini pesan beliau yang begitu indah, “siapa
lagi yang memahami kita kalau bukan diri kita? Siapa lagi yang benar-benar
melindungi kita kalau bukan diri kita? Siapa lagi yang bisa menjaga kehormatan
kita kalau bukan diri kita? Sedekat-dekatnya kerabat atau seseorang dengan kita,
hanya kita yang tau bagaimana caranya dan mampu menjaga diri sendiri. Ujian
yang akan kita lewati sangat besar. Terutama sebagai manusia yang memang secara
alamiah membawa nafsu sejak lahir. Tapi diri kita begitu berharga. Ingat betapa
besar perlindungan Tuhan untuk kita selama ini. Ingat seberapa besar juga
perjuangan ayah dan ibu menjaga kita. Ingat impian kita yang masih harus
diwujudkan. Jangan sampai ada orang lain yang belum terikat secara sah dengan
kita menghancurkan harga diri dan kehormatan kita.”
BOOOOOOOM!!!!!!
Percaya atau tidak, saat mendengar itu,
seketika itu hati saya langsung meledak dan pecah. Saya langsung jatuh ke dalam
pelukkannya, air mata meluap dan membanjir, saya tidak mampu berkata apa pun
dan hanya mengangguk-angguk dalam tangannya yang merangkul saya begitu erat.
Bukan apa-apa, saat itu Saya mulai
merasa khawatir. Menjadi anak muda khususnya sebagai wanita ternyata tidak
mudah. Di depan sana banyak ranjau yang akan ditemui dan harus memiliki
kekuatan berdiri dalam jalur kebenaran dan kebaikan. Pertanyaan besarnya, APAKAH SAYA MAMPU?
Cukup lama Saya menjawab pertanyaan
itu mengingat sebagai manusia biasa yang entah kapan dan bagaimana bentuk
khilafannya. Saya tidak mau berkata mampu tapi the real-nya saya kalah, tetapi saya juga tidak mau mengatakan
tidak mampu dan menyerah begitu saja.
Saya tidak bisa menjawab pertanyaan
tersebut. Akhirnya Saya memilih memutuskan suatu hal, MEWAJIBKAN diri Saya
mampu istiqomah. Saat itu lah saya membuat dan mencari alarm untuk saya bawa
kemana pun, dimana pun, kapan pu, dan saat bersama siapa pun.
Wanita muda terkasih, jika saat ini
ada diantara kita yang sedang tumbuh bersama keluarga, sahabat, teman-teman,
dan kekasih. Perhatikanlah, seperti apa mereka memperlakukan dan menjaga kita
maka akan terlihat sebesar apa penghormatan mereka terhadap kita. Jika memang
benar mereka menjaga dan menghormati kita, jangan biarkan mereka pergi karena
mereka bisa membantu kita menjadi alarm untuk tetap istiqomah. Jika
kenyataannya mereka tidak menjaga dan menghormati kita, maka itu keputusan Anda
dan mungkin kita akan berbeda mengambil keputusan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar